Senin, 10 Juni 2019

Layanan Sirkulasi

Nama          : Wahyu Gunanda
Nim            : 0601171014
Kelas/Sem  : IP-2/ IV
Self service di perpustakaan Andalusia Universitas Putra Indonesia Padang

I.    Pendahuluan

A.    Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mandiri adalah dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Jika digabung dengan kata layanan menjadi layanan mandiri maka dapat didefinisikan bahwa layanan mandiri adalah layanan yang dilakukan oleh dan untuk diri sendiri tanpa bantuan orang lain atau tidak tergantung pada orang lain.
Layanan mandiri merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi yaitu aplikasi teknologi pada bidang pelayanan jasa yang dikenal sebagai teknologi berbasis layanan mandiri (Self Service Technologies atau disingkat SST). Dan dengan adanya teknologi ini yang memungkinkan pengguna memproduksi layanan sendiri tanpa membutuhkan keterlibatan pegawai perpustakaan atau pustakawan.

II.  Pembahasan
Perpustakaan Andalusia Universitas Putra Indonesia Padang telah menerapkan  self service . Pada layanan ini tersedia koleksi yang dapat dipinjamkan untuk dibawa pulang oleh anggota sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Layanan ini telah dilengkapi dengan sistem peminjaman mandiri. Dengan sistem ini pemustaka dapat langsung melakukan transaksi peminjaman buku melalui anjungan mandiri. Setelah melakukan transaksi, pemustaka mendapatkan print out bukti transaksi yang berisi informasi peminjaman dan batas pengembalian buku. Layanan sirkulasi peminjaman mandiri ini terdapat dalam ruang utama perpustakaan.
Selain dapat melakukan peminjaman secara mandiri. pemustaka juga dapat melalukan pengembalian mandiri (drop box) yang terdapat di depan pintu utama perpustakaan, setelah melakukan pengembalian, pemustaka juga mendapatkan print out bukti transaksi pengembalian masing-masing buku serta informasi denda jika buku terlambat dikembalikan.
A. Sistem RFID
        RFID (Radio Frequency Identification) adalah proses pengindetifikasian suatu objek secara otomatis dengan frekuensi radio. Ada dua komponen penting dalam sistem RFID yaitu kartu (Tag) dan pembaca (Reader).
Terdapat beberapa pengertian RFID menuut Maryono yaitu:
1.      RFID (Radio Frequency Identification) adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder (tag) untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh.
2.      Label atau transponder (tag) adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID terdiri atas microchip silicon dan antena

a. Mesin peminjaman mandiri


b. Mesin pengembalian mandiri (Drop Box)




B.     Police Privacy (Keamanan)

1.    Pengguna
              Karena perpustakaan Andalusia Universitas  Putra Indonesia Padang menggunakan  sistem RFID  maka keamanan  tergantung bagaimana pengguna menggunakannya. Jika sudah selesai  menggunakan  hendaknya  log out untuk menghindari terjadinya penggunaan identitas.

2.     Perpustakaan
              Data diri serta riwayat peminjaman dan keterlambatan dapat diketahui di akun pengguna. Sehingga mudah mengetahui tunggakan dari penguna tersebut jika ingin melakukan bebas pinjam perpustakaan.

III.  Kesimpulan

1.      Self service (layanan mandiri) merupakan layanan yang diberikan oleh pihak perpustakaan kepada pengguna berupa peminjaman dan pengembalian secara mandiri. Seiring dengan perkembangan zaman, kini self service juga menyediakan layanan perpanjangan.
2.      RFID (Radio Frequency Identification) adalah proses pengindetifikasian suatu objek secara otomatis dengan frekuensi radio. Ada dua komponen penting dalam sistem RFID yaitu kartu (Tag) dan pembaca (Reader).

Daftar Pustaka

 Hildayati,  Rauddah Hutasoit. 2012. Pelayanan sirkulasi perpustakaan IAIN Sumatera Utara. Medan: Jurnal Iqra’ . Vol. 06, No. 01.


Kamis, 30 Mei 2019

CRITICAL JOURNAL REVIEW






LAPORAN TUGAS CRITICAL JOURNAL  REVIEW
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Layanan Sirkulasi
Dosen Pengampu:
MIFTA KHULZANNAH, MA.
oleh :
Wahyu Gunanda
0601171014
Kelas IPB

PROGRAM SUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2019


I.  Pengantar
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kita dapat bersama-sama menuntut ilmu dan menyelesaikan tugas critical journal review ini.  Kemudian salawat beserta salam marilah kita haturkan kepada nabi muhammad saw selaku pemimpin umat islam yang membawa kita dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada ibu Mifta Khulzannah selaku dosen pengampu mata kuliah Sumber Informasi Sosial dan Humaniora yang telah sudi kiranya membagi ilmunya kepada kami mengenai mata kuliah terkait baik praktik maupun teorinya sehingga selain kami dapat sedikit demi sedikit memahami dan dapat menerapkannya, selain itu kami juga dapat menyelesaikan tugas-tugas kuliah termasuk kedalamnya tugas Critical Journal Review ini.
Adapun tulisan ini adalah bentuk dari hasil tugas critical journal review yang diselesaikan demi memenuhi tugas mata kuliah Sumber Informasi Sosial dan Humaniora pada prodi ilmu perpustakaan Universitan Islam Negeri Sumatera Utara. Untuk lebih lengkapnya langsung saja pemaparan hasil penulisan Critical Journal ini adalah sebagai berikut.

II.   Identitas Journal
Judul Artikel                 : Information services and user training in the electronic library
Judul Jurnal                   : Library Management
Penulis                          : Erdmute Lapp
Tahun terbit                  : 1996
Alamat URL                 :  https://doi.org/10.1108/01435129610128359
Tanggal akses                :  23 Mei 2019

III.   Ringkasan Artikel/ Hasil Penelitian
Perpustakaan menghabiskan sebagian besar anggaran mereka untuk sistem informasi dan produk elektronik: pada OPAC, pada jaringan CD-ROM, pada produk CD-ROM dan lisensi jaringan, pada informasi elektronik pada disket, pada akses ke database eksternal, dll. Namun, tidak cukup hanya dengan menyediakan teknologi ini. Di era layanan semua produk harus ditawarkan bersama dengan layanan terintegrasi. Produk perpustakaan elektronik harus selalu ditawarkan bersama dengan layanan yang memadai.
Dalam artikel ini, sebuah upaya dilakukan untuk menunjukkan bahwa sikap berorientasi layanan ini memiliki konsekuensi positif untuk setiap perpustakaan.
Titik awal adalah situasi saat ini di departemen layanan pengguna dari banyak perpustakaan. Banyak pekerjaan rutin yang harus diselesaikan setiap hari oleh staf. Pekerjaan rutin ini termasuk layanan sirkulasi, layanan bibliografi, layanan pinjaman antar perpustakaan, layanan referensi. Layanan rujukan sering disediakan oleh pustakawan yang kewalahan untuk memberikan layanan informasi di meja rujukan hanya satu dari banyak tanggung jawab.

Di banyak perpustakaan, departemen referensi belum beradaptasi dengan situasi baru dengan sumber informasi elektronik yang dominan, dan pengguna harus melakukan banyak pekerjaan sendiri untuk mengakses informasi.
Dalam perpustakaan tradisional, staf harus melakukan berbagai pekerjaan, termasuk:
1.      mencari di basis data CD-ROM, struktur dan pengambilan yang dapat sangat berbeda; dan beberapa pengguna tidak tahu jenis informasi apa yang dapat mereka temukan dalam basis data CD-ROM khusus, atau mengapa tidak ada artikel jurnal di OPAC: mereka tidak melihat bagaimana informasi dalam
2.      mengisi pinjaman / pinjaman antar perpustakaan formulir;
3.      mengumpulkan buku-buku dari tumpukan / ruang baca atau menunggu sampai dibawa dari sana;
4.      transportasi buku;
5.      fotokopi, termasuk mengganti koin.
Bahkan di perpustakaan yang menawarkan sejumlah besar informasi dalam bentuk elektronik, pengguna sendiri perlu melakukan banyak pekerjaan, dan ini membutuhkan tingkat perpustakaan dan literasi informasi. Sebagai contoh, pengguna mungkin harus dapat:
1.       mencari literatur di OPAC, sering kali di lebih dari satu katalog (mis. Kartu-kartu);
2.       Basis data CD-ROM melengkapi informasi dalam OPAC.
Dalam situasi seperti itu, banyak pengguna sangat frustrasi dengan pengalaman pengambilan informasi yang tidak berhasil sehingga mereka lebih suka melakukannya tanpa informasi daripada bertahan.
Ini adalah tanda yang jelas bahwa perpustakaan harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki situasi. Ini adalah pekerjaan pustakawan referensi dan subjek khusus untuk memudahkan akses ke sumber elektronik untuk pelanggan perpustakaan.
Untuk mengatasi situasi ini, saya menyarankan pengembangan program pelatihan dan layanan pengguna yang dirancang untuk melengkapi produk informasi elektronik perpustakaan dan yang membentuk paket informasi terintegrasi.
Program informasi ini terdiri dari aspek-aspek berikut:
• pengantar perpustakaan;
• pelatihan online di OPAC;
• pelatihan tentang basis data bibliografi umum dan basis data terkait subjek;
• pelatihan tentang cara menemukan informasi yang relevan di Internet; dan
• evaluasi kegiatan ini.
Program layanan informasi untuk pengguna perpustakaan elektronik
Pengantar perpustakaan baru tidak selalu diperkenalkan dengan sumber daya dengan cara yang memaksimalkan minat perpustakaan. Beberapa siswa memperkenalkan perpustakaan kepada teman-teman mereka dengan menjelaskan kepada mereka bahwa mereka membutuhkan perpustakaan universitas hanya untuk memeriksa buku teks dan untuk menempatkan pesanan pinjaman antar perpustakaan. Buku-buku lain yang diperlukan dapat ditemukan di perpustakaan institut. Pustaka referensi harus menawarkan alternatif yang menarik dan profesional untuk pengantar perpustakaan semacam ini. Tur perpustakaan dapat digunakan sebagai peluang untuk memberikan gambaran umum tentang layanan yang ditawarkan perpustakaan dan untuk mengiklankan layanan ini.
Pelatihan dalam pencarian OPAC
OPAC perpustakaan  adalah kunci dasar yang dengannya setiap klien dapat membuka koleksi perpustakaan. Sebagai pelengkap OPAC, kami menawarkan basis data subjek khusus pada CD-ROM atau disket; sebagian besar database ini memberikan akses ke artikel jurnal. Ini berarti bahwa OPAC dan OPAC yang diperluas (sumber elektronik pada CD-ROM dan disket) sangat penting bagi kegiatan pelatihan perpustakaan.
Di antara para pustakawan, pendapatnya tersebar luas sehingga orang dapat meninggalkan OPAC dan sumber-sumber elektronik bersama pengguna: sistem itu menjelaskan sendiri dan para pengguna cukup pintar untuk mengetahui setelah beberapa saat bagaimana mereka harus dicari. Namun, dalam pengalaman kami, pengguna memiliki masalah dalam menggunakan sistem, dan pustakawan dapat membantu mereka mengatasi masalah tersebut.
Seperti yang telah saya sebutkan, OPAC sangat penting bagi pengguna perpustakaan. Analisis perilaku pencarian pengguna menunjukkan bahwa:
• sejumlah besar upaya pencarian di OPAC ditinggalkan tanpa hasil apa pun;
• banyak pencarian mengambil terlalu banyak judul;
• banyak pencarian subjek menghasilkan zero retrievals
Program pelatihan untuk database bibliografi dan basis data subjek.
Banyak pengguna kecewa ketika mengetahui bahwa OPAC tidak mengandung artikel jurnal. Basis data isi jurnal pada CD-ROM atau disket (misalnya Konten Saat Ini) dan basis data subjek (misalnya INSPEC) secara khusus menghasilkan lebih banyak minat daripada OPAC. Hasil penelitian saat ini dipublikasikan pertama kali dalam jurnal, dan basis data isi jurnal dan basis data subjek menawarkan akses ke informasi ini. Kami menawarkan database ini sebagai perpanjangan logis dari OPAC.
Pengguna dapat menggunakan sumber-sumber ini secara maksimal hanya jika mereka tahu apa yang mereka cari. Kami melihat bahwa pengguna bingung oleh beragam database dan mereka tidak tahu database mana yang harus dikonsultasikan untuk jenis informasi apa. Sepintas memang terlihat mudah untuk menggunakan basis data, tetapi untuk melakukan pencarian yang relevan beberapa pengetahuan diperlukan.
Ini juga berlaku untuk basis data CD-ROM yang dipandu menu, yang pengguna mungkin memerlukan bantuan dalam bidang-bidang berikut:
• Pemilihan basis data. Pandangan sekilas pada pengumpulan database CD-ROM di perpustakaan besar menunjukkan bahwa seseorang perlu melek IT untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan informasi seseorang. Solusi yang kami tawarkan di Perpustakaan Pusat Pusat Penelitian Jülich mengambil bentuk deskripsi basis data untuk semua basis data CD-ROM dengan informasi terperinci tentang isi, cakupan, dan pembaruan. Kami juga menawarkan alat bantu pencarian terperinci untuk setiap basis data dan pengantar umum untuk pencarian CD-ROM.
• Mengunduh di disket.
• Pencetakan.
• Memproses.

IV.   Keunggulan Penelitian
Penulis Jurnal ini bernama Erdmute Lapp, Beliau sebagai Wakil Direktur dan juga Kepala Layanan Pengguna di Pusat Penelitian Jülich, Perpustakaan Pusat, Jerman dan sekarang menjadi Direktur di Perpustakaan Universitas, Universitas Ruhr, Bochum, Jerman.
Dalam artikel ini, sebuah upaya dilakukan untuk menunjukkan bahwa layanan perpustakaan ini memiliki nilai positif untuk setiap perpustakaan. Dalam setiap perpustakaan, terdapat berbagai tempat layanan pengguna, seperti layanan sirkulasi, dan  layanan referensi.
Penulis telah melakukan pendekatan yang pernah dikembangkan oleh Perpustakaan Pusat Penelitian Jülich selama beberapa tahun terakhir dan diterapkan juga ke perpustakaan dengan jenis yang berbeda. Penulis telah menawarkan tentang pencarian informasi yang berbasis elektronik, seperti OPAC, dan memperjelas apa itu OPAC, serta melakukan pelatihan dalam pencarian OPAC.

V.  Kelemahan Penelitian
            Bagi masyarakat awam yang belum mengetahui apa itu perpustakaan, dan apa itu fungsinya beserta kegiatan-kegiatan yang dilakukan didalamnya. Sulit untuk mencerna isi dari artikel ini, karena didalam artikel ini terdapat pembahasan yang bisa membingungkan pembaca, seperti bahasa-bahasa yang sulit untuk dimengerti dan alur dari artikel ini menurut saya kurang jelas, dan sulit untuk dipahami.

VI.   Poin Penting Dari Jurnal
Artikel ini menguraikan program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan elektronik. Seharusnya menjadi jelas bahwa kita adalah bagian dari perubahan paradigma dari layanan perpustakaan tradisional ke layanan informasi. Tantangan bagi pustakawan di masa depan terletak pada layanan informasi baru ini. Selain itu, tugas pustakawan adalah membuat sumber informasi elektronik dapat diakses untuk membantu pengguna menemukan informasi yang relevan.

VII.  Kesimpulan
      Jadi kesimpulan yang dapat saya ambil dari jurnal yang saya bahas ini dan saya jadikan sebagai tugas CJR adalah bahwa setiap semua jurnal memiliki kelebihan dan kekurangan, jurnal yang saya bahas  ini tentang layanan informasi dan pelatihan pengguna dalam perpustakaan elektronik. jurnal ini menarik  dan dapat dijadika bahan referensi dan juga penelitian.
Saran
Saya menyadari bahwa hasil CJR ini tidak terlepas dari kesalahan bahkan mungkin terjadi banyak kekurangan,  untuk itu saran saya semoga hasil kritikan dan pembahasan terhadap jurnal yang saya kritik ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi , dan semoga lebih baik lagi. Dan semoga hasil dari CJR ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Erdmute Lapp, (1996) "Information services and user training in the electronic library", Library Management, Vol. 17 Issue: 7, pp.31-36, https://doi.org/10.1108/01435129610128359



Kamis, 25 April 2019

Layanan Sirkulasi Di Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota Medan


Layanan Sirkulasi Di Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota Medan


Kelompok 3:
   1.     Wahyu Gunanda                               (0601171014)
   2.    Fadhilah Aufa                                   (0601173097)
   3.    Neo Astrid Tiffany                            (0601173074)
   4.    Yuli Andina Putri                              (0601171013)
   5.    Salwa Annisa Putri Nasution            (0601172029)
   6.    Alwafi Farizi Tarigan                        (0601173094)
   7.    Yahya Darkanta Tekang                    (0601172053)

   8.   Rosi Rahmayanti                             (0601173068)
  







LAYANAN SIRKULASI
Perpustakaan sangat berperan penting dalam menyebarkan informasi dengan cara melayani kebutuhan pengguna. Selain dengan adanya gedung dan koleksi, perpustakaan juga harus memiliki citra yang baik dimata pengunjung. Seperti yang dikatakan Soetminah (1992,129) bahwa “ baik dan tidaknya perpustakaan tergantung bagaimana pelayanannya, sebab bagian pelayanan inilah yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan yang menjadi tolak ukur dan first image bagi sebuah perpustakaan”.
Salah satu layanan yang dimiliki perpustakaan adalah layanan sirkulasi, dimana pustakawan yang bertugas di bagian ini langsung berhadapan dengan pengguna perpustakaan yang ingin meminjam, memperpanjang dan mengembalikan bahan pustaka. Pelayanan sirkulasi merupakan bagian yang terpenting dalam kegiatan perpustakaan.
Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “circulation” yang mempunyai arti perputaran. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 97), “sirkulasi adalah kegiatan peredaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun dibawa keluar perpustakaan”
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam layanan sirkulasi adalah sebagai berikut :

1.      Keanggotaan
Keanggotaan merupakan tanda bukti bahwa pengguna perpustakaan sudah mendaftarkan diri nya sebagai anggota perpustakaan. keanggotaan ini menunjukan bahwa pemegangnya mempunyai hak untuk fasilitas perpustakaan, membaca dan meminjam bahan pustaka yang ada diperpustakaan. Berikut Flowchart dalam keanggotaan :




Keterangan

Di perpustakaan kota ada pembagian di  layanan sirkulasi yaitu keanggotaan, jadi dalam keanggotaan diberikan fasilitas kepada yang sudah menjadi anggota perpustakaan yaitu dapat meminjam buku sesuai peraturan yang ada diperpustakaan  kota. Jika ingin meminjam buku diperpustakaan kota medan harus memiliki kartu anggota atau kartu untuk meminjam dan menjadi anggota perpustakaan kota medan, kartu anggota perpustakaan kota medan masa aktif sekitar 1 tahun setelah itu kartu anggota perpustakaan tidak menjadi anggota di perpustakaan kota medan. Ada juga syarat pendaftaran anggota perpustakaan kota medan yaitu:
1.      Mengisi fomulir
2.      Foto copy KTP kota medan (1 lembar)
3.      Pas photo 2x3 (2 lembar)
4.      Biaya gratis
Ada juga syarat syarat pendaftaran anggota perpustakaan untuk mahasiswa dari luar kota medan:
1.      Mengisi fomulir
-          Tanda tangan ketua jurusan di stempel
-          No Hp ketua jurusan dan sekretaris jurusan
2.      Foto copy ktp kota asal (1 lembar)
3.      Foto copy KTM (1 lembar)
4.      Pas photo 2x3 (2 lembar)
5.      Surat aktif dari kampus (1 lembar)
6.      Semester :
-          1-4 untuk pendidikan D III
-          1-6 untuk pendidikan S 1
7.      Biaya gratis

2.      Peminjaman Bahan Pustaka
Peminjaman bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan dibagian layanan sirkulasi. Pengertian Peminjaman bahan pustaka merupakan kegiatan untuk mendapatkan buku perpustakaan yang akan dipinjam dengan kewajiban memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Peminjaman bahan pustaka ini biasanya hanya boleh digunakan oleh pemustaka yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan saja. Berikut ini adalah flow chart dari kegiatan peminjaman bahan pustaka di Perpustakaan Kota Medan:
Keterangan:

Peminjaman di Perpustakaan Kota Medan terbilang mempunyai proses yang mudah bagi para pemustaka yang ingin meminjam beberapa koleksi yang ada di Perpustakaan Kota Medan. Bahan pustaka yang boleh dipinjam  maksimal 3 buku dan batas peminjaman selama 14 hari. Adapun langkah-langkah peminjaman bahan pustaka di Perpustakaan Kota Medan ini, seperti yang telah digambarkan diatas, yakni buku yang ingin dipinjam dan kartu anggota diserahkan kepada petugas sirkulasi, kemudian petugas melakukan penginputan data buku dan data peminjaman, setelah data disimpan, pemustaka yang meminjam dapat menerima buku tersebut.

3.      Pengembalian Bahan Pustaka
Pengembalian koleksi bahan pustaka di Perpustakaan Kota Medan  sama seperti pada umumnya. Karena memang perpustakaan kota masih dikatakan sebagai perpustakaan Hibrida. Pengembalian bahan pustaka merupakan kelanjutan dari kegiatan peminjaman bahan pustaka. Pengembalian harus dilakukan tepat waktu, dengan waktu yang sudah di tentukan. Berikut ini adalah flow chart dari kegiatan pengembalian  bahan pustaka di Perpustakaan Kota Medan: 



Keterangan
Proses Pengembalian Bahan Pustaka di Perpustakaan Kota Medan dengan cara pemustaka datang datang ke petugas yang ada di layanan sirkulasi, pemustaka harus terlebih dahulu menunjukan kartu anggotanya kemudian pemustaka memberikan buku yang dipinjam untuk dikembalikan dan kemudian petugas akan memprosesnya.

4.      Perpanjangan Bahan Pustaka
Perpanjangan waktu peminjaman bahan pustaka tergantung kepada kebijakan perpustakaan itu sendiri, stiap-tiap perpustakaan pasti memiliki perbedaan. Ada yang hanya memberi satu kali perpanjangan, ataupun dua kali saja. Berikut ini adalah flow chart dari kegiatan perpanjangan  bahan pustaka di Perpustakaan Kota Medan:
Keterangan
Perpustakaan umum kota Medan memiliki tahap satu kali perpanjangan, dan perpanjangan berlaku dalam waktu 14 hari. Prosedur perpanjangan masa pinjam sebagai berikut:
1.      Membawa buku yang telah dipinjam sebelumnya ke perpustakaan.
2.      Pemustaka memberikannya kepada petugas.
3.      Lalu petugas memproses kembali
4.      Buku siap dipinjam kembali

5.      Sanksi
Sanksi merupakan salah satu dari kegiatan layanan sirkulasi, sanksi pada umumnya dikenakan kepada pemustaka yang melanggar atuan terhadap bahan pustaka yang dipinjam apabila bahan koleksi yang dipinjam mengalami kerusakan ataupun hilang maka pemustaka harus mempertanggung jawabkannya. Berikut ini adalah flow chart dari kegiatan sanksi yang diberikan di Perpustakaan umum kota Medan:
Keterangan
Di  Perpustakaan  umum kota Medan  menyediakan  layanan  peminjaman buku tanpa denda jika melewati masa peminjaman adapun buku yang dapat dipinjam maksimal 3 judul buku dengan lama peminjaman 14 hari.
Berikut ini sanksi keterlambatan dalam waktu keterlambatan pengembalian buku:
a.       Waktu keterlambatan peminjaman 1-14 hari pengembalian 1 buku pemustaka hanya bisa meminjam 2 judul buku saja setelahnya.
b.      waktu keterlambatan peminjaman 15-29 hari pengembalian 2 buku maka pemustaka hanya bisa meminjam 1 buku saja.
c.       Waktu keterlambatan peminjaman 1 bulan pengembalian 3 buku maka pemustaka tidak dapat meminjam buku selama 2 minggu.
d.      Waktu keterlambatan peminjaman 2 bulan kartu anggota ditarik selama 1 bulan.
e.       Waktu keterlambatan peminjaman 3 bulan dan seterusnya kartu anggota ditarik selama 2 bulan lamanya.
f.       Waktu  keterlambatan  peminjaman selama 1 tahun maka kartu anggota ditarik dan keanggotaan dibatalkan selama 1 tahun juga.
g.      Jika buku rusak atau hilang pemustaka wajib mengganti sesuai dengan subjek buku yang rusak atau hilang.
h.      Kemudian jika buku yang terlambat dikembalikan tidak dapat dipinjam kembali atau tidak dapat melakukan perpanjangan.
Dengan adanya sanksi dimaksudkan untuk menanamkan disiplin bagi para pemustaka dan staf perpustakaan agar peredaran buku dapat dilakukan dengan sebaik mungkin terutama kalau koleksi bahan bacaan di perpustakaan terbatas.


DAFTAR PUSTAKA
Hutasoit, Hildayati Rauddah. Pemanfaatan Layanan Sirkulasi Perpustakaan Iain Sumatera Utara. Jurnal Iqra: Vol.6, No. 1.







Layanan Perpustakaan Digital Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

  Layanan Perpustakaan Digital Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Wahyu Gunanda Email:wahyugunanda12@gmail.com Universitas Islam Neger...